Desa Wisata Beji

Pesona Kampung Tempe dan Kebudayaan di Kota Batu, Malang

sapawon

8/5/20252 min baca

white concrete building
white concrete building

Desa Wisata Beji, terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, merupakan destinasi unik yang menggabungkan kekayaan budaya, kuliner, dan keindahan alam pegunungan. Berjarak sekitar 15 km dari pusat Kota Malang, desa ini berada pada ketinggian 800-2.000 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara sejuk antara 11-19 derajat Celsius, menjadikannya tempat yang nyaman untuk wisata keluarga. Salah satu daya tarik utama adalah Kampung Tempe, pusat industri mikro tempe dengan sekitar 250 pengrajin tempe dan 50 pengrajin produk olahan berbahan tempe. Pada tahun 2019, Desa Beji menerima penghargaan Waranugraha Among Desa sebagai “Empowered Village in Micro, Small, and Medium Business” dari Among Tani Foundation, Pemerintah Kota Batu, dan Universitas Muhammadiyah Malang, mengukuhkan statusnya sebagai desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat.

Secara demografi, Desa Beji memiliki luas wilayah 2.516 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 8.430 jiwa yang tersebar di 2.848 kepala keluarga, terbagi dalam tiga dusun: Krajan Sae, Karang Jambe, dan Jambe Rejo. Penduduk desa ini memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai dari petani, guru, wiraswasta, pegawai negeri, hingga pengrajin tempe, mencerminkan kekayaan budaya dan sosial masyarakat setempat. Mayoritas penduduk adalah etnis Jawa, dengan tradisi yang masih kental, seperti kegiatan seni dan budaya yang kerap ditampilkan dalam festival lokal. Desa ini juga dikenal sebagai bagian dari wilayah Malang Raya, yang mencakup Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang, dengan total populasi Kota Batu pada 2023 mencapai 221.714 jiwa, terdiri dari 111.390 laki-laki dan 110.324 perempuan.

Salah satu atraksi unggulan di Desa Wisata Beji adalah Kampoeng Wayang Beji, yang diresmikan pada November 2020 oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu. Kampoeng Wayang menawarkan pengalaman budaya melalui ornamen wayang, pertunjukan wayang kulit, dan kegiatan seni seperti tari Garuda Nuswantara serta ludruk Suro Aji Suryo. Setiap tahun, kampung ini menggelar acara peringatan Hari Wayang Nasional dengan bazar, kirab tumpeng, dan pagelaran seni untuk melestarikan budaya pewayangan di kalangan generasi muda. Selain itu, Beji Outbound menjadi daya tarik lain bagi pengunjung yang mencari aktivitas luar ruang, menawarkan petualangan seru dengan latar pemandangan pegunungan yang memukau.

Desa Beji juga menawarkan wisata edukasi melalui Kampung Tempe, di mana pengunjung dapat belajar proses pembuatan tempe secara langsung dan menikmati berbagai olahan tempe khas desa. Tempat ini tidak hanya menyajikan kuliner, tetapi juga memberikan wawasan tentang industri rumahan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Namun, tantangan seperti promosi yang kurang masif membuat beberapa destinasi, seperti Kampoeng Wayang, belum ramai dikunjungi wisatawan dari luar kota. Menurut warga lokal, seperti Rina Kurniawati, pemilik Cafe Kulino, kunjungan wisatawan masih didominasi oleh warga Malang dan Batu, dengan dampak ekonomi yang belum optimal. Untuk mengatasi hal ini, Dinas Pariwisata Kota Batu terus mendorong pengelolaan yang lebih baik dan promosi melalui media sosial.

Sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisata, Desa Beji masuk dalam 14 desa wisata di Kota Batu yang mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata nasional. Dengan keindahan alam, kekayaan budaya, dan pemberdayaan masyarakat melalui industri tempe, Desa Beji memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu desa wisata unggulan di Jawa Timur. Pengelolaan yang berfokus pada keterlibatan masyarakat sebagai subjek, bukan hanya objek wisata, menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan daya tarik desa ini. Bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik dengan nuansa budaya dan alam, Desa Wisata Beji adalah destinasi yang patut dikunjungi.